Loading...

Organisasi Sebagai Wadah Pengabdian atau Panggung Ketenaran ? Apa sih yang sebenarnya kita cari di Organisasi ?

opini Muh Fharaz 03 Jul 2025 82 Views

opini Muh Fharaz
03 Jul 2025 82 Views

IPM.MAKASSAR.OR.ID Di berbagai ruang lingkup kehidupan, organisasi hadir sebagai wadah pengembangan diri, tempat bertumbuh, sekaligus sarana kontribusi nyata bagi lingkungan sekitar. Namun, dalam perjalanannya, nilai-nilai luhur tersebut sering kali bergeser. Tidak sedikit yang masuk ke organisasi bukan lagi untuk mengabdi, melainkan untuk dikenal. Bukan untuk berkontribusi, melainkan untuk tampil.

Pertanyaannya: apa sih yang sebenarnya kita cari dari sebuah organisasi?

Dalam teori ideal, organisasi adalah tempat belajar, berbagi, dan melayani. Ia menjadi ruang di mana kita diajarkan tentang tanggung jawab, kerja sama, dan kepemimpinan. Dalam praktiknya, orang-orang yang benar-benar mengabdi biasanya bekerja di balik layar-sunyi dari sorotan, tapi sibuk dalam aksi. Namun belakangan, tak jarang kita temui organisasi yang berubah wajah menjadi ajang pencitraan. Jabatan dicari demi popularitas, rapat dipenuhi basa-basi, muncul ketika audiensi dengan petinggi saja dan dokumentasi lebih banyak untuk eksistensi ketimbang evaluasi.

Bukan berarti eksistensi dan branding itu salah. Tidak. Organisasi tetap perlu dikenalkan, dikembangkan, dan diakui. Tapi, yang perlu dicermati adalah niatnya. Apakah kita ikut organisasi karena ingin membawa dampak, atau hanya ingin terlihat aktif? Apakah kita rela bekerja meski tak dipuji, atau hanya ingin terlibat jika ada kamera?

Kita patut khawatir ketika seseorang lebih rajin memposting hasil kerja tim ketimbang ikut serta dalam prosesnya. Ketika jabatan menjadi tujuan utama, bukan amanah yang harus dijalankan. Ketika popularitas pribadi lebih diutamakan dibanding keberhasilan kolektif.

Maka, penting bagi setiap pimpinan untuk merefleksikan kembali: apa sih yang sebenarnya kita cari dari berorganisasi? Apakah kita ingin membangun, atau sekadar menaikkan citra diri?

Organisasi butuh orang-orang yang tulus, bukan hanya yang ambisius. Butuh yang mau turun tangan, bukan hanya angkat bicara. Karena jika semua hanya ingin tampil, lalu siapa yang akan benar-benar bekerja?

Pada akhirnya, organisasi bukan soal siapa yang paling dikenal, tapi siapa yang paling berdampak. Dan dampak sejati lahir dari niat yang benar sejak awal. Maka jadilah bagian dari pada pimpinan yang berdampak seperti apa yang di katakan Ki Hajar Dewantara "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani."