Loading...

Refleksi Milad Ke- 64 IPM : Meneguhkan Gagasan, Menguatkan Pergerakan Pelajar Berdampak

opini Muh Haikal Al Faridzi 18 Jul 2025 87 Views

opini Muh Haikal Al Faridzi
18 Jul 2025 87 Views

IPM.MAKASSAR.OR.ID Tahun ini, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menapaki usia yang ke-64-sebuah usia yang tidak lagi muda bagi sebuah organisasi pelajar yang lahir dari rahim Muhammadiyah dengan cita-cita besar membangun generasi pelajar yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Milad ke-64 ini menjadi momen penting untuk melakukan muhasabah, refleksi, dan proyeksi masa depan gerakan pelajar.

Didirikan pada tanggal 18 Juli 1961 di Yogyakarta, IPM hadir sebagai wadah kaderisasi, pengembangan potensi pelajar, serta penegak nilai-nilai Islam berkemajuan. Dalam rentang waktu lebih dari setengah abad, IPM telah tumbuh menjadi kekuatan strategis dalam ranah keummatan dan kebangsaan. Namun, seiring perubahan zaman yang kian cepat, tantangan yang dihadapi pelajar pun semakin kompleks. Arus digitalisasi, degradasi moral, hingga krisis ekologi dan sosial, menjadi panggilan zaman yang harus dijawab secara visioner dan kolektif.

Refleksi Milad ke-64 ini mengajak kita untuk kembali menengok tiga hal penting:

1. Gagasan sebagai napas gerakan

IPM bukan sekadar organisasi pelajar biasa. Ia adalah laboratorium gagasan. Dalam sejarahnya, IPM melahirkan banyak ide progresif yang melintasi zamannya: dari gagasan pelajar intelektual profetik, pelajar kreatif, pelajar berkemajuan & pelajar berdampak. Maka pada usia ini, kita harus meneguhkan kembali tradisi berpikir kritis dan literasi yang telah menjadi ciri khas kader IPM. Pelajar IPM hari ini harus menjadi pembaca yang aktif, penulis yang berani, dan pemikir yang solutif.

2. Konsolidasi dan pergerakan yang solid

Gagasan yang baik membutuhkan pergerakan yang terorganisir. IPM telah menorehkan banyak capaian dalam ranah pendidikan, advokasi pelajar, hingga gerakan lingkungan dan sosial. Namun masih banyak ruang yang perlu dioptimalkan, terutama dalam memperkuat basis IPM di sekolah, ranting, dan komunitas. Spirit kolektif harus terus dirawat. Jangan biarkan IPM hanya kuat di tataran wacana, tapi lemah di akar.

3. Kaderisasi sebagai denyut nadi organisasi

IPM tidak boleh kehilangan ruh kaderisasinya. Kader adalah ruh, dan proses pengkaderan adalah jalan suci untuk melahirkan generasi pelanjut. Kaderisasi yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan mencerahkan harus menjadi identitas gerakan. Kita butuh lebih banyak pelajar Muhammadiyah yang punya integritas, kapasitas, dan kepedulian terhadap masyarakat.

Milad ini bukan sekadar perayaan usia. Ia adalah momen menyegarkan niat, menguatkan barisan, dan menyusun langkah-langkah strategis untuk menjawab tantangan zaman. Mari kita jadikan IPM sebagai rumah tumbuhnya ide-ide besar dan lapangan subur bagi peradaban masa depan. Kita ingin pelajar Muhammadiyah tidak hanya hadir dalam sejarah, tetapi juga aktif membentuk sejarah.

Selamat Milad ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Teruslah menjadi pelita dalam kegelapan, suara dalam kesunyian, dan harapan di tengah keputusasaan.