Berita TI IPM MKS 10 Oct 2024 102 Views
Berita
TI IPM MKS
10 Oct 2024
102 Views
IPM.MAKASSAR.OR.ID Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Makassar periode 2023-2025 melaksanakan kegiatan sosialisasi Tuberculosis (TBC) di SMAN 21 Makassar sebagai bagian dari rangkaian acara HEALTH EDUCATION FESTIVAL. Kegiatan ini merupakan kunjungan ke-lima dari Tim PD IPM Kota Makassar yang memaparkan materi tentang bahaya TBC di sekolah-sekolah. Sosialisasi yang digelar di taman dan lapangan SMAN 21 Makassar ini dihadiri oleh 500 siswa, termasuk perwakilan dari ekstrakurikuler OSIS, Pramuka, Paskibra, PMR, dan SISWA.
Kepala SMAN 21 Makassar, Ibu Ernawati, menyambut hangat kehadiran tim sosialisasi. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan dan kesehatan. "Kita harus pintar dan sehat agar ekonomi meningkat," ujarnya. Ia juga menyampaikan kebanggaannya melihat IPM Makassar turut berperan aktif dalam sosialisasi kesehatan. "Ini pertama kalinya saya melihat IPM terlibat dalam sosialisasi kesehatan, dan ini sangat membanggakan. Teruslah menjadi garda terdepan dalam memperbaiki kesehatan masyarakat pelajar," pesan Bapak Ketut kepada anggota PD IPM.
Ketua Umum PD IPM Makassar, Ashabul Kahfi, turut menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperluas pengetahuan siswa terkait kesehatan, terutama tentang penyakit TBC. "Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa-siswi dapat lebih memahami pentingnya kesehatan dan juga mengenal lebih dekat peran IPM dalam isu-isu kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Sosialisasi dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Raihan Ziqran, selaku pengelola program TBC dari PD IPM Makassar. Raihan menjelaskan secara mendetail tentang gejala, ciri-ciri, dan cara pencegahan penyakit TBC. "TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, kulit, otak, dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis," terangnya.
Ia juga menyoroti dampak serius TBC pada anak-anak, yang berisiko menderita TBC berat seperti TBC milier dan meningitis TBC, sehingga menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak. “Anak-anak sangat rentan terinfeksi TB, terutama mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien TB positif. TB pada anak tidak hanya masalah kesehatan saat ini, tetapi juga merupakan sumber penyakit TB di masa depan,†tambah Raihan.
Lebih lanjut, Raihan menjelaskan bahwa lebih dari satu juta kasus baru TB anak terjadi setiap tahun, namun banyak di antaranya tidak mendapatkan penanganan yang tepat. "Kurangnya alat diagnostik yang ramah anak serta sistem pencatatan dan pelaporan yang kurang memadai menjadi tantangan utama," ujarnya. Ia juga menekankan bahwa pada tahun 2010, lebih dari 10 juta anak menjadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat TBC.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang diikuti oleh para siswa dengan antusias. Setelah itu, dilakukan screening kesehatan bagi seluruh peserta didik untuk mendeteksi kemungkinan gejala TBC. Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat menambah pengetahuan mereka tentang TBC serta berperan aktif dalam mencegah penyebaran penyakit menular ini di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Kegiatan HEALTH EDUCATION FESTIVAL ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah dan diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan pelajar Makassar.
Mungkin Anda Suka: